Klausul 7.7.2 ISO/IEC 17025:2017 menyebutkan laboratorium pengujian harus memantau kinerja pengujian melalui membandingkan hasil uji yang dihasilkan dengan hasil uji laboratorium lain, sebagai jaminan mutu eksternal.  Laboratorium dapat berpartisipasi dalam uji profisiensi dan uji banding antar laboratorium selain uji profisiensi.  Uji banding laboratorium adalah kegiatan untuk mengetahui unjuk kerja atau kinerja laboratorium seperti analis, metode uji dan alat uji yang digunakan, sehingga hasil uji yang dihasilkan dapat dipercaya (akurat dan presisi).  Sampel yang akan diuji dalam pelaksanaan uji banding/uji profisiensi adalah sampel yang sama dan sudah dilakukan uji homogenitas dan stabilitas terlebih dahulu.  Selanjutnya data-data hasil uji yang didapatkan akan diolah secara statistik oleh pihak penyelenggara uji profisiensi/uji banding.

Laboratorium Uji Obat Hewan dan Pakan salah satu satuan kerja Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah yang telah terakreditasi ISO/IEC 17025:2017, selama ini secara aktif mengikuti Uji Profisiensi yang diselenggarakan oleh BPMSP (Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Pakan) Bekasi sebagai penyelenggara uji Profisiensi yang sudah terakreditasi. Selain itu  secara berkala Laboratorium Uji Obat Hewan dan Pakan juga melakukan uji banding antar analisnya dan uji banding antar laboratorium milik pemerintah lainnya (yang terakreditasi ISO/IEC 17025:2017) dengan ruang lingkup uji yang sama.  

Ruang lingkup parameter uji yang dilakukan dalam uji banding antar analis dan uji banding antar laboratorium ini adalah uji proksimat (kadar air, kadar abu, protein kasar, lemak kasar dan serat kasar).  Sampel yang digunakan adalah bahan pakan yang sudah dipreparasi serta dilakukan uji homogenitas dan stabilitasnya.  Sampel dikemas dalam kemasan yang kedap udara dan berat sampel sama.  Pengujian dilakukan secara duplo dengan analis, alat uji dan metode uji sesuai kondisi di laboratorium masing-masing.  Hasil uji yang didapat selanjutnya diolah secara statistik dengan uji Z-score (membandingkan nilai Z-score dari sekumpulan data yang dihasilkan).  Uji Z-score dapat digunakan untuk membantu menentukan apakah sebuah data bernilai ekstrem/outlier. Data outlier adalah data yang bernilai jauh dari nilai rata-rata. Aturan umumnya jika niai  Z-score kurang dari –3 atau lebih dari +3 menunjukkan bahwa nilai data tersebut adalah nilai yang ekstrem/outlier.  

Berikut hasil uji banding antar laboratorium dan uji banding antar analis beserta perhitungan statistiknya.

Tabel 1. Uji Banding Antar Laboratorium 

LIHAT TABEL 1 DI SINI

Tabel 1 menunjukkan bahwa hasil pengujian proksimat (kadar air, kadar abu, protein kasar, serat kasar, lemak kasar) Laboratorium Uji Obat Hewan dan Pakan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah mampu masuk kategori Green Zone (inlier) apabila disandingkan dengan data hasil pengujian dari dua laboratorium pakan lainnya

Tabel 2. Uji Banding Antar Analis Laboratorium


Tabel 2 menunjukkan bahwa hasil pengujian kadar air, kadar abu dan protein kasar di antara 5 (lima) orang analis, Laboratorium Uji Obat Hewan dan Pakan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jiwa Tengah mampu masuk kategori Green Zone (inlier).

Tujuan Laboratorium Uji Obat Hewan dan Pakan mengikuti uji profisiensi setiap tahun serta menyelenggarakan uji banding antar analis dan uji banding antar laboratorium secara berkala adalah untuk mengevaluasi kompetensi pengujian dan menjaga kualitas hasil uji (akurasi dan presisi). Tabel 1 dan 2 menunjukkan Laboratorium Uji Obat Hewan dan Pakan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah mampu menjaga kualitas hasil uji sebagai pemenuhan persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO/IEC 17025:2017 secara berkelanjutan.

*) JFT Wastukan Ahli Muda pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah

Oleh:
Tita Mahargya Rosandari, S.Pt., MM.
Share this post on: